PANDEMI
DAN DIGITALISASI MADRASAH
Pandemi
Covid-19 tidak seratus persen merugikan manusia, khususnya bagi kami sebagai
pendidik di MIN 2 Trenggalek. Meskipun di satu sisi pembelajaran dalam jaringan
(daring) atau online acapkali memunculkan hasil pembelajaran yang kurang
maksimal, namun di sisi yang lain, kami justru mengalami peningkatan kualitas
proses pembelajaran. Hal ini karena kami melakukan berbagai inovasi agar siswa
senantiasa antusias dalam mengikuti pembelajaran dalam jaringan tersebut.
Langkah
pertama yang dilakukan guru MIN 2 Trenggalek dalam proses pembelajaran di masa
pandemi covid-19 bukanlah membuat grup Whatsapp. Kebetulan masing-masing kelas
telah memiliki grup WA. Guru menjadikan grup WA tersebut sebagai media
pembelajaran daring, misalnya mengabsen, mengecek ibadah dan protokol
kesehatan, apersepsi, motivasi, memberikan
tugas kepada siswa untuk mempelajari buku halaman tertentu serta memberikan
latihan soal. Jika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi, grup WA
menjadi sarana konsultasi yang cukup baik, baik secara verbal melalui voice recorder dan telepon, maupun tertulis seperti fungsi WA biasanya.
Setelah siswa selesai mengerjakan latihan soal, mereka mengirimkan hasil kerja
juga melalui WA, dengan cara difoto dan dikirimkan ke nomor WA pribadi guru,
bukan ke grup, untuk meminimalisasi kesempatan menyontek siswa yang lain.
Berjalan
satu atau dua minggu saja, beberapa guru merasa model pembelajaran via grup WA
yang seperti itu membosankan. Demikian juga para siswa di rumah. Oleh karena
itu, kami mulai berinovasi. Jatuhlah pilihan kepada pembelajaran menggunakan
video. Sebetulnya ketika tatap muka, kami sudah beberapa kali menggunakan media
video dalam pembelajaran di dalam kelas, tetapi memang tidak terlalu sering.
Selain agak ribet karena harus menata
LCD proyektor, laptop dan pengeras suara, jumlah infokus di madrasah kami juga
sangat terbatas, sehingga menghasilkan daftar antre yang cukup panjang.
Video
yang kami gunakan untuk pembelajaran dapat berasal dari tiga sumber, yakni
membuat sendiri, mengedit video pembelajaran yang telah ada di internet, dan
yang paling sederhana, mengambil video dari youtube untuk langsung diteruskan
kepada siswa. Untuk mendapatkan kemampuan ini, kami beberapa kali melakukan workshop di madrasah, dan dipandu oleh teman
dari MIN 2 Trenggalek sendiri yang memiliki keahlian di bidang ini. Tentu saja
dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat, mulai memakai masker, cuci
tangan pakai sabun, dan jaga jarak aman.
Setelah
dilaksanakan beberapa kali, setidaknya ada dua hal yang meningkat dengan adanya
pembelajaran menggunakan video. Yang pertama adalah antusiasme siswa. Kedua
adalah pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Siswa-siswi semakin
jarang bertanya menggunakan WA, dan nilai harian mereka lumayan meningkat bila dibandingkan
dengan hanya menggunakan media grup WA saja.
Berbicara
mengenai nilai, tentu tidak lepas dari proses penilaian, yakni penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Dengan pembelajaran daring, akurasi penilaian
menjadi berkurang karena siswa tidak dapat kita pantau secara langsung. Namun
ketiga penilaian itu harus tetap dilaksanakan. Sehingga, untuk penilaian sikap,
setiap hari atau setidaknya 3 kali dalam sepekan, guru dapat meminta orang tua
siswa atau siswa sendiri, agar mengirimkan foto atau video singkat melalui WA
saat mereka sholat dhuha, membaca Al Quran, dan membantu orang tua. Kemudian
untuk mendapatkan nilai keterampilan, kami meminta siswa untuk mengirimkan
laporan hasil pengamatan atau wawancara yang telah mereka tulis, juga melalui
WA. Dan yang cukup berat adalah proses untuk mendapatkan nilai pengetahuan,
baik Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester, Penilaian Akhir Semester
maupun Penilaian Akhir Tahun. Bukan pembuatan soal, tetapi koreksi yang membutuhkan
waktu cukup lama. Untuk mengatasi hal ini kami kembali berinovasi. Kalau
biasanya penilaian harian menggunakakan tes tulis konvensional yakni
menggunakan kertas dan pensil atau ballpoint, maka kami memilih nenggunakan
aplikasi ujian Quizizz atau Google Form. Untuk menguasai hal ini, kami kembali
melaksanakan workshop dalam koridor
protokol kesehatan yang cukup ketat.
Keuntungan
menggunakan aplikasi ujian Quizizz dan google form cukup banyak bagi siswa
maupun guru. Pekerjaan siswa saat ujian semakin ringan. Mereka tinggal membuka
grup WA, mengklik link ujian yang
telah diberikan guru, menuliskan identitas, lalu mengklik setiap jawaban yang
mereka anggap paling benar, tidak perlu menulis di buku. Setelah selesai,
mereka pun langsung dapat melihat nilai mereka. Guru juga semakin ringan
pekerjaannya. Mereka cukup membuat soal, lalu mengirimkan link-nya ke grup WA. Setelah beberapa jam, mereka tinggal melihat
siapa saja yang telah mengerjakan soal dan berapa nilainya, bahkan analisisnya
pun sudah ada. Mudah sekali. Keuntungan yang lain, yakni saat pelaksanaan PTS,
PAS, dan PAT. Madrasah dapat mengurangi biaya fotokopi soal dan lembar jawaban
dalam jumlah yang signifikan.
Perkembangan
selanjutnya, beberapa guru MIN 2 Trenggalek juga mengembangkan absensi siswa
menggunakan google form. Dengan absensi jenis ini, data yang diperoleh sudah
dalam bentuk microsoft excel, sehingga mudah dalam hal
rekapitulasi dan analisis. Tentu saja hal ini juga sangat menguntungkan bagi
guru yang bersangkutan.
Pertengahan
semester satu tahun pelajaran 2020/2021, kebetulan MIN 2 Trenggalek kedatangan
kepala madrasah baru. Beliau ahli dalam berbagai hal, di antaranya adalah
sistem digital dan manajemen pemasaran madrasah. Dengan visi membuat MIN 2
Trenggalek lebih terkenal di dunia maya, dan agar stake holder semakin
memiliki trust terhadap madrasah,
maka beliau memprogramkan digitalisasi madrasah. Untuk mewujudkannya, beliau mengajari
kami banyak hal tentang cara membuat dan mengisi blog pribadi, website madrasah,
dan aplikasi keuangan digital. Website dimanfaatkan untuk menyimpan dan
sekaligus melaporkan berbagai berita kegiatan serta administrasi guru dan madrasah
yang biasanya dicetak dengan kertas dalam jumlah yang sangat tebal. Sedangkan aplikasi
keuangan digital dimanfaatkan sebagai usaha penertiban administrasi keuangan,
sehingga dapat diakses oleh semua stake
holder, sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing, dengan harapan kepercayaan mereka terhadap madrasah semakin
meningkat.
Digitalisasi
madrasah dalam berbagagai aspek, yang dilakukan oleh keluarga besar Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 2 Trenggalek tersebut, sesungguhnya adalah salah satu tahap
dalam proses mencapai Madrasah Hebat Bermartabat. Yakni madrasah yang islami, modern,
berprestasi, dan amanah, dengan harapan akan terhormat di hadapan umat, dan
mendapatkan ridho dari Alloh Subhanahu
Wa Ta’aala.