Minggu, 10 Januari 2021

 

PANDEMI DAN DIGITALISASI MADRASAH

Pandemi Covid-19 tidak seratus persen merugikan manusia, khususnya bagi kami sebagai pendidik di MIN 2 Trenggalek. Meskipun di satu sisi pembelajaran dalam jaringan (daring) atau online acapkali memunculkan hasil pembelajaran yang kurang maksimal, namun di sisi yang lain, kami justru mengalami peningkatan kualitas proses pembelajaran. Hal ini karena kami melakukan berbagai inovasi agar siswa senantiasa antusias dalam mengikuti pembelajaran dalam jaringan tersebut.

Langkah pertama yang dilakukan guru MIN 2 Trenggalek dalam proses pembelajaran di masa pandemi covid-19 bukanlah membuat grup Whatsapp. Kebetulan masing-masing kelas telah memiliki grup WA. Guru menjadikan grup WA tersebut sebagai media pembelajaran daring, misalnya mengabsen, mengecek ibadah dan protokol kesehatan,  apersepsi, motivasi, memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari buku halaman tertentu serta memberikan latihan soal. Jika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi, grup WA menjadi sarana konsultasi yang cukup baik, baik secara verbal melalui voice recorder dan telepon, maupun tertulis seperti fungsi WA biasanya. Setelah siswa selesai mengerjakan latihan soal, mereka mengirimkan hasil kerja juga melalui WA, dengan cara difoto dan dikirimkan ke nomor WA pribadi guru, bukan ke grup, untuk meminimalisasi kesempatan menyontek siswa yang lain.

Berjalan satu atau dua minggu saja, beberapa guru merasa model pembelajaran via grup WA yang seperti itu membosankan. Demikian juga para siswa di rumah. Oleh karena itu, kami mulai berinovasi. Jatuhlah pilihan kepada pembelajaran menggunakan video. Sebetulnya ketika tatap muka, kami sudah beberapa kali menggunakan media video dalam pembelajaran di dalam kelas, tetapi memang tidak terlalu sering. Selain agak ribet karena harus menata LCD proyektor, laptop dan pengeras suara, jumlah infokus di madrasah kami juga sangat terbatas, sehingga menghasilkan daftar antre yang cukup panjang.

Video yang kami gunakan untuk pembelajaran dapat berasal dari tiga sumber, yakni membuat sendiri, mengedit video pembelajaran yang telah ada di internet, dan yang paling sederhana, mengambil video dari youtube untuk langsung diteruskan kepada siswa. Untuk mendapatkan kemampuan ini, kami beberapa kali melakukan workshop di madrasah, dan dipandu oleh teman dari MIN 2 Trenggalek sendiri yang memiliki keahlian di bidang ini. Tentu saja dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat, mulai memakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak aman.

Setelah dilaksanakan beberapa kali, setidaknya ada dua hal yang meningkat dengan adanya pembelajaran menggunakan video. Yang pertama adalah antusiasme siswa. Kedua adalah pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Siswa-siswi semakin jarang bertanya menggunakan WA, dan nilai harian mereka lumayan meningkat bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media grup WA saja.

Berbicara mengenai nilai, tentu tidak lepas dari proses penilaian, yakni penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dengan pembelajaran daring, akurasi penilaian menjadi berkurang karena siswa tidak dapat kita pantau secara langsung. Namun ketiga penilaian itu harus tetap dilaksanakan. Sehingga, untuk penilaian sikap, setiap hari atau setidaknya 3 kali dalam sepekan, guru dapat meminta orang tua siswa atau siswa sendiri, agar mengirimkan foto atau video singkat melalui WA saat mereka sholat dhuha, membaca Al Quran, dan membantu orang tua. Kemudian untuk mendapatkan nilai keterampilan, kami meminta siswa untuk mengirimkan laporan hasil pengamatan atau wawancara yang telah mereka tulis, juga melalui WA. Dan yang cukup berat adalah proses untuk mendapatkan nilai pengetahuan, baik Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester, Penilaian Akhir Semester maupun Penilaian Akhir Tahun. Bukan pembuatan soal, tetapi koreksi yang membutuhkan waktu cukup lama. Untuk mengatasi hal ini kami kembali berinovasi. Kalau biasanya penilaian harian menggunakakan tes tulis konvensional yakni menggunakan kertas dan pensil atau ballpoint, maka kami memilih nenggunakan aplikasi ujian Quizizz atau Google Form. Untuk menguasai hal ini, kami kembali melaksanakan workshop dalam koridor protokol kesehatan yang cukup ketat.

Keuntungan menggunakan aplikasi ujian Quizizz dan google form cukup banyak bagi siswa maupun guru. Pekerjaan siswa saat ujian semakin ringan. Mereka tinggal membuka grup WA, mengklik link ujian yang telah diberikan guru, menuliskan identitas, lalu mengklik setiap jawaban yang mereka anggap paling benar, tidak perlu menulis di buku. Setelah selesai, mereka pun langsung dapat melihat nilai mereka. Guru juga semakin ringan pekerjaannya. Mereka cukup membuat soal, lalu mengirimkan link-nya ke grup WA. Setelah beberapa jam, mereka tinggal melihat siapa saja yang telah mengerjakan soal dan berapa nilainya, bahkan analisisnya pun sudah ada. Mudah sekali. Keuntungan yang lain, yakni saat pelaksanaan PTS, PAS, dan PAT. Madrasah dapat mengurangi biaya fotokopi soal dan lembar jawaban dalam jumlah yang signifikan.

Perkembangan selanjutnya, beberapa guru MIN 2 Trenggalek juga mengembangkan absensi siswa menggunakan google form. Dengan absensi jenis ini, data yang diperoleh sudah dalam bentuk microsoft excel, sehingga mudah dalam hal rekapitulasi dan analisis. Tentu saja hal ini juga sangat menguntungkan bagi guru yang bersangkutan.

Pertengahan semester satu tahun pelajaran 2020/2021, kebetulan MIN 2 Trenggalek kedatangan kepala madrasah baru. Beliau ahli dalam berbagai hal, di antaranya adalah sistem digital dan manajemen pemasaran madrasah. Dengan visi membuat MIN 2 Trenggalek lebih terkenal di dunia maya, dan agar stake holder semakin memiliki trust terhadap madrasah, maka beliau memprogramkan digitalisasi madrasah. Untuk mewujudkannya, beliau mengajari kami banyak hal tentang cara membuat dan mengisi blog pribadi, website madrasah, dan aplikasi keuangan digital. Website dimanfaatkan untuk menyimpan dan sekaligus melaporkan berbagai berita kegiatan serta administrasi guru dan madrasah yang biasanya dicetak dengan kertas dalam jumlah yang sangat tebal. Sedangkan aplikasi keuangan digital dimanfaatkan sebagai usaha penertiban administrasi keuangan, sehingga dapat diakses oleh semua stake holder, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, dengan harapan kepercayaan mereka terhadap madrasah semakin meningkat.

Digitalisasi madrasah dalam berbagagai aspek, yang dilakukan oleh keluarga besar Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Trenggalek tersebut, sesungguhnya adalah salah satu tahap dalam proses mencapai Madrasah Hebat Bermartabat. Yakni madrasah yang islami, modern, berprestasi, dan amanah, dengan harapan akan terhormat di hadapan umat, dan mendapatkan ridho dari Alloh Subhanahu Wa Ta’aala.

Jumat, 08 Januari 2021

 SANG PENGABDI

Karya Farid Muttaqin Huda

Anakku, pena telah menulis titah alam semesta

Bersama sengkala, ragam peran berebut dipertontonkan

Bajumu putih atau biru, hanya bunga semu kehidupan

Meski indah, bukan hakikat, bukan tujuan.

 

Anakku, jika tiba peranmu

Tak peduli mahkotamu berganti berapa kali

Tak masalah meski pusaka dan kencanamu tak berbilah

Bahkan bila jamaahmu berlimpah ruah

Sadarlah, Alloh mengundangmu ke dunia hanya untuk mengabdi.

 

Anakku, sekarang lihatlah, duniamu sedang berdebu.

Gelap membungkus rasa dan mencekik raga, juga jiwa.

Memangkas ritual sakral, membelenggu proses hati dan akal,

Mempersiapkan skenario teror masa depan.

 

Bangkit dan selamatkan mereka Nak!

Kobarkan api di dadamu dan tuliskan ceritamu di sana

Buktikan, kamu pengabdi sejati, bukan pengabdi ambisi

Tunjukkan, kamu berbagi peduli, bukan menyakiti

Ikhlaskan hatimu, jangan pernah mengkhianati

Dan istiqomahlah, sampai tiba masa kurcaci api mati.

 

Anakku, inilah jalan sepi, terjal dan berduri.

Rute idaman para pengabdi sejati menghambakan diri,

Untuk menggapai ridho Ilahi dan kemakmuran negeri

Minggu, 22 November 2020

 TURUN GUNUNG

Judul tersebut sering dimaknai secara konotatif. Namun kali saya benar-benar sedang turun gunung. Turun gunung yang menguras emosi, menyebabkan keringat dingin berlomba keluar dari pori-pori. Mencekamlah pokoknya. 

Peristiwa itu terjadi sekitar satu setengah tahun yang lalu. Seperti biasa, di sebuah pagi, saya kejibah menjemput siswa-siswi dari daerah Desa Gamping dan sekitarnya untuk mengikuti kegiatan belajar di MIN 2 Trenggalek. Sekitar pukul 06.00 WIB saya sudah berangkat ke Gamping, yang jaraknya sekitar 8 kilometer dari MIN 2 Trenggalek. Bermodalkan Isuzu Panther butut tahun 1993, saya menyusuri jalan menanjak berliku, kiri berupa tebing, kanan jurang yang dalam.

Satu dua anak mulai naik, sampai di rumah anak yang paling jauh dan paling tinggi, Frisky, masih aman. Baru setelah balik dan turun gunung, baru ada tanda-tanda. Remnya mulai tidak berfungsi. What? 

"Tenang-tenang....!", saya berusaha menenangkan diri sendiri. "Saya tak boleh panik, karena kalau panik bagaimana dengan anak-anak ini....?", begitu upaya kerasku dalam hati. Namun upaya tersebut tak mampu menghalangi keringat dingin keluar pori-pori. Banyak benar, sampai  baju mulai basah. Di tengah berkecamuknya pikiran itu, saya teringat sebuah tempat. Tempat yang mungkin paling aman  untuk menyelamatkan nyawa kami. 

Jalannya mobil terasa semakin cepat saja. Entah satu, dua, tiga. atau berapa tikungan nan menurun terlewati penuh dengan emosi meronta. Setelah melewati tikungan leter S di bawah Balai Desa Gamping, saya langsung membanting setir ke kiri, ke halaman rumah kosong. Alhamdulillah, mobil dapat berhenti di situ. Langsung plong rasanya. Segera saya hubungi grup WA antar jemput dan grup WA madrasah. 

Wali murid yang sudah membaca, segera datang dan mengantarkan anak-anak mereka ke MIN 2 Trenggalek. Tinggal saya sendiri, menunggu bantuan dari madrasah, duduk termenung sambil memperhatikan tetes demi tetes minyak rem yang turun ke rumput liar. Sepi sekali, tak ada orang di sana sini. Ya memang halaman rumah kosong.

Berselang beberapa menit kemudian, datang bantuan. Seorang teman menjemput dengan membawa mobil Hijet 1000. Setelah sampai atas, ternyata beliau tidak berani untuk menarik dari depan maupun belakang. Akhirnya, bismillah saya mengendarai Panther tersebut, menuruni jalan berliku  nan menurun, tanpa rem. Jarak yang tersisa sekitar enam setengah kilometer lagi.

Singkat cerita, sampailah saya ke bengkel langganan, di Desa Suruh. Diperbaikilah panther terebut, dan besoknya, sang panther siap menjemput siswa-siswi lagi.. 

Pengalaman menegangkan.. Kisah saya seorang gupir, guru nyambi sopir antar jemput. Disamping tupoksi, guru juga harus bisa melaksanakan tugas lain demi kebaikan madrasah. Semangat lillahi ta'ala menjadi kunci.



Mulai Ngeblog

 MEMBACA

 

Hidup itu membaca  apa saja

Membaca aksara, merangkai pita kata

Membaca cerita, meneruskannya jadi kisah nyata

Membaca langit, menyadarkan luas kehidupan

Membaca bintang, menggantungkan cita di sana

Dan membaca bumi, agar tetap membumi

 

Membaca kawan, agar bisa membersamai

Membaca lawan, agar jitu berstrategi

Membaca orang tua, agar mampu menjunjung tinggi

Dan membaca diri, agar tidak lupa diri

 

Jangan pernah lelah membaca

Karena dunia bermakna setelahnya

Akhirat tersingkap di belakangnya

Dan nurani menuju paripurna

 
Lisence by Mohib Asrori | Copright | 2020